Gubernur Tetapkan Aceh Darurat Bencana
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf di dampingi forkopimda Aceh menyampaikan Pendapat Status Bencana Aceh, di ruang serba Guna DPR Aceh, Kamis, 27 Nov 2025. Foto/Humas Aceh

Gumpalannews.com,BANDA ACEH — Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem resmi menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi 2025, menyusul banjir dan longsor besar yang melanda hampir seluruh wilayah Aceh.

Pengumuman itu disampaikan dalam rapat paripurna pengesahan Rancangan Qanun APBA 2026 di Kantor DPRA, Kamis (27/11/2026).

Status darurat ditetapkan untuk 14 hari, berlaku sejak 28 November hingga 11 Desember 2025, guna mempercepat penanganan bencana yang dalam sepekan terakhir terus memburuk.

Menurut Mualem, Pemerintah Aceh telah menyalurkan bantuan darurat ke sejumlah kabupaten/kota, namun ia mengakui kondisi di lapangan semakin kompleks. 

“Dalam beberapa hari ini pemerintah telah menyalurkan bantuan darurat,” ujarnya.

Dalam sesi wawancara bersama wartawan, Ia menyebut banyak akses transportasi lumpuh, termasuk putusnya jembatan pada jalur nasional Banda Aceh–Medan, yang menyebabkan distribusi bantuan dan mobilisasi petugas terhambat.

Untuk mempercepat koordinasi, Mualem meminta Kapolda Aceh agar menyediakan helikopter untuk keperluan peninjauan ke wilayah-wilayah terisolasi banjir.

Sepekan terakhir, hujan deras mengguyur Aceh dan memicu banjir serta longsor di wilayah pesisir pantai timur, pantai utara, hingga dataran tinggi Gayo. Ribuan warga terdampak, puluhan desa terisolasi, dan infrastruktur vital rusak.

Penetapan status darurat diharapkan mempercepat mobilisasi logistik, evakuasi, dan dukungan lintas lembaga untuk menangani bencana yang kini meluas di berbagai daerah Aceh. 

Sementara di Kabupaten Simeulue terdapat sejumlah bangunan masjid dan puskesmas mengalami retak akibat gempa.

Belum diketahui jumlah bangunan yang mengalami keretakan dan jumlah korban akibat gempa yang berkekuatan 6,3 Magnitudo di wilayah Simeulue. 

Kepala Puskesmas Simeulue Tengah, Aan Adrias mengatakan, pasien luka ringan akibat gempa di Puskesmas Simeulue Tengah, atasnama: 

1. Afni Welmina luka robek di kepala akibat tertimpa beton bangunan.

2. ⁠ Aliyah luka robek di kaki akibat terkena kaca.

"Kedua pasien sudah ditangani,"kata Adrias.

Saat ini terdapat satu pasien reguler dan bukan korban gempa yang di rawat di Puskesmas Simeulue Tengah atasnama Rohana. Kondisi Rohana stabil dan di rawat di parkiran Puskesmas.

Laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simeulue, sebanyak 11 orang mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan.

Dari 10 korban tersebut 2 orang sedang mendapatkan perawatan di Puskesmas Simeulue,  dan 9 orang dan di RSUD Simeulue.

"Data Luka akibat gempa ada 11 orang. 2 di Puskesmas Simeulue Tengah dan 9 orang kawan-kawan atlet Pra PORA yang mendapat perawatan di RSUD Simeulue. Semua luka ringan,"jelas Kepala BPBD Simeulue, Zulfadhli.

BPBD Simeulue saat masih mendata bangunan rusak akibat gempa. Namun, karena terkendala jaringan, sehingga membutuhkan waktu, untuk menghitung jumlah bangunan rusak akibat gempa.

"Kendala jaringan makanya agak telat untuk menghitung bangunan rusak akibat gempa. Tapi sedang diupayakan,"katanya.

Data 9 korban luka ringan akibat gempa: 

1.Muhtadin: Wasit

Tertimpa reruntuhan gedung, berdarah di kepala

2. Ega Zulaikha (Aceh Barat)

- Luka di kepala, kena rerentuhan batu bata gedung, kepala di jahit

3. Fajar Azmi Akbar (Aceh Tenggara)

- Benjol di kepala dan cidera/luka kaki

4. Dafa (Banda Aceh)

- Cedera tangan, robek ibu jari

5. Dian Fauziah (Nagan Raya)

- Cidera pinggang dan kaki, jatuh di tangga

- 6. Putri Isnaini. (Aceh Selatan)

- Panggul kiri dan cidera kaki, jatuh dintangga

7. Novitaria (Banda Aceh)

- Jatuh ditangga, cidera kaki

8. Khairani (Kumite Aceh Timur)

- Cidera kaki dan tangan, kepeleset/jatuh

9. Naila (kumite Aceh Besar)

- Cidera engkel kanan


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...

Berita Terkini