Menjijikkan, Ulat Muncul Dalam Makanan MBG di Simeulue, Diduga Pengolahannya Tak Beres

,
Tangkap layar Gumpalannews.com.

Gumpalannews.com, SIMEULUE- Munculnya ulat yang sangat menjijikkan dalam Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Dasar Negeri 9 Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Simeulue dan Kecamatan Simeulue Barat menandakan ada yang tidak beres dengan pengelolaan Makanan Bergizi tersebut. 

Kemunculan ulat tersebut bisa membahayakan anak didik saat mengkonsumsi Makanan Bergizi Gratis di Simeulue. 

Para pengelola diduga asal jadi melakukan pengolahan Makanan Bergizi Gratis. Ditambah lagi diduga tempat memasak MBG yang tidak higienis. 

Sumber Gumpalannews.com menyebutkan, selasa siang (12/08/2025) sempat mengunjungi lokasi Makanan Bergizi Gratis di Desa Laya Baung Kecamatan Simeulue Barat. 

Menurutnya dilokasi Lokasi MBG tersebut tidak higienis dan mengeluarkan bau tak sedap. 

"Memang saya sempat kesana melihat dan masuk langsung ke dapur MBG. Disana baunya tak sedap, bau menyengat. Memang tempatnya tidak bersih dan tidak hieginis,"ungkap salah seorang warga Simeulue Barat kepada Gumpalannews.com. 

Sejumlah pihak yang ditemuinya menyebutkan, bahwa, peristiwa munculnya ulat dalam Makanan Bergizi Gratis di Sekolah Dasar Negeri 9 Kecamatan Teluk Dalam, murni kelalaian pihak pengelola yang diduga mengolah Makanan Bergizi Gratis asal jadi. 

Ahli Gizi Dapur Yayasan Bina Generasi Simeulue, Usrawia Ananda, saat ditemui wartawan, membenarkan bahwa video yang beredar luas di media sosial itu memang berasal dari dapur mereka yang berada di Desa Layabaung, Kecamatan Simeulue Barat. 

Dapur tersebut dikelola oleh Yayasan Bina Generasi Simeulue yang diketuai M. Damin. Dapur ini bertugas menyiapkan serta mendistribusikan makanan bergizi ke dua Kecamatan, yakni Simeulue Barat dan Teluk Dalam.

Dia secara terbuka mengakui hal itu terjadi akibat kelalaian dapur. “Mungkin itu kelalaian dari dapur kami juga, tapi kami akan berusaha memperbaikinya sebaik mungkin,” ujar Usrawia saat yang ditemui wartawan di dapur MBG Desa Layabaung, Selasa, (12/08/2025).

Menurutnya, peristiwa ini juga tak lepas dari kondisi fasilitas dapur yang sangat minim. Dia menyebutkan ruangan penyimpanan dan pengolahan bahan pangan sempit, sehingga semua bahan mulai dari ayam, ikan, hingga sayur-mayur diletakkan di satu tempat. 

Padahal, kata dia, standar kebersihan mengharuskan bahan-bahan tersebut, disimpan terpisah untuk menghindari kontaminasi.

“Harusnya ada ruang khusus untuk daging, ikan, dan sayuran. Tapi karena keterbatasan, semua jadi satu,”katanya.

Tak hanya itu, Dia juga mengakui ini bukan kali pertama masalah terjadi pada program MBG di dapur tersebut. Beberapa waktu lalu makanan yang didistribusikan kepada siswa juga pernah basi, dan hal itu pun disebabkan oleh kelalaian pihak dapur.

"Benar. Beberapa waktu lalu makanan MBG juga basi, kami terlau cepat pacing. sementara paket nasinya pakai santan,"katanya.